top of page

Rugby Polo Club

 

Pernah naik kuda ?

Pernah naik kuda yang bukan didampingi seperti di tempat wisata atau alun2 kota ?

Pernah main polo ?

 

Jawabku belum untuk dua terakhir.

 

Salah satu taster dari student union society yang menarik perhatian adalah Polo (8 Okt 2014). Selain gratis (awal informasinya karena diinfo kemudian kita perlu partisipasi petrol sebesar 5 GBP). Tidak ada masalah karena worthed banget :)

Kita akan dipandu senior dimana 1 senior membawa 1 mobil untuk mengangkut 3 orang. Perjalanan ditempuh 1 jam ke area Daventry, tepatnya di Rugby Polo Club Willoughby. Saya bersama Hannah, Amy, dan Pong. Hujan tanpa henti selama beberapa hari ini membuat banyak orang mengeluh. Obrolan kamipun seputar cuaca, makanan, acara kampus, hobi, dan masa depan. Mobil yang saya kendarai ukurannya mini dan berwarna hitam, kontras dengan Hannah pemiliknya yang tinggi menjulang dengan rambut panjang berwarna ginger dan kulit putihnya yang seperti boneka. Make up naturalnya mampu memberi rona warna di wajah, menghiasi keceriaannya. Having new friends are really nice. BBC radio menemani seluruh perjalanan kami. Kadang di sela kami tersontak mengagumi pelangi di ujung jalan yang tidak hanya satu namun dua. Subhanallah...

 

Sampai di sana, kami dibagi dalam dua kelompok. Tiap sesi adalah 1 jam yang terdiri dari 10 orang. Untuk sesi pertama diperuntukkan bagi yang sudah punya pengalaman berkuda. Karena itu, saya join grup kedua. Kami memilih sepatu berhak dan helm untuk kenyamanan dan keamanan. Saya duduk di sudut kursi penonton dengan mengamati lesson yang diberikan untuk grup pertama. Semua tidak menemui kendala saat berkuda, tetapi cukup kerepotan saat dibagikan stick dan bola oranye dimana banyak yang luput saat mencoba memukul bola. Setelah itu dibagi berpasangan untuk berlatih blocking menggunakan tongkat. Jeremy adalah trainer kami. Dia lelaki bertubuh pendek dengan rambut coklat dan senyum yang ramah. Tribun penonton ramai oleh anggota klub Polo yang saling membagi sweeties dan bercanda yang saya tidak bisa mengikuti arah pembicaraannya @_@. Mereka anak muda Inggris berbicara sangat cepat dengan ungkapan yang tidak lazim saya dengar. Akan menyusahkan mereka bila saya keep saying "sorry" untuk meminta mereka mengulang apa yang diucapkan. Tapi ini masih mending karena mayoritas mereka bukan fresher. Lebih parah saat berkumpul fresher tim Quidditch dan tempat yang dituju di City Centre adalah toko barang koleksi seperti anime dan standing figure. Okay, topik-topik yang dibicarakan bukanlah dunia saya. I am an alien in the middle of nowhere. Tiba-tiba permen panjang berwarna merah berkelibat di depan muka, tersentak kaget, pengumuman saatnya bermain untuk grup kedua. Yayy

 

Saya turun ke lapangan pasir indoor untuk memilih kuda. Pas yang saya hampiri berkata "kuda ini agak jahil tapi bisa diandalkan". Hmm..saya khawatir. Namanya Captain. Kubelai lehernya menirukan yang dilakukan anak lain. Betul saja, kuda ini paling tidak bisa diam. Jeremy menghampiri saya untuk pertama mencoba menaiki kuda. "Ayo angkat badanmu Ras !" Maki saya dalam hati dengan kaki kiri menggantung di kelana dan menyadari kuda ini terlalu tinggi. Akhirnya setelah 3 kali coba tidak berhasil, Jeremy membantu mendorong kaki saya untuk naik. Setelah bersusah mengangkat badan ke atas, sampailah di atas pelana dengan nyaman. Saya letakkan kaki dan memegang tali sesuai yang dicontohkan. Ternyata kuda di sini sangat terlatih. Cukup dengan kode mengatupkan kaki ke badan kuda dan mendorong lengan kiri ke depan, Captain akan berjalan maju. Lalu untuk menghentikan laju cukup "menggagah" (merentangkan kaki) dan menarik tali. Begitupun untuk belok, cukup arahkan tali ke kiri atau kanan. Waahhh saya excited sekali, tidak sangka saya menikmatinya, 3 putaran saya dan Captain berusaha mengenal satu sama lain. Hehe ya iya dong saya ajak ngobrol kudanya. Beberapa kuda termasuk Captain buang air kecil dan besar di tengah-tengah lapangan, memacu tawa dari peserta lain. Makanya saya heran kok tiba-tiba berhenti. Aduh baunya semerbak.

 

Pelajaran selanjutnya lebih susah, tongkat itu berat dan mengganti posisinya juga ribet. Bolanya terlalu kecil, timingnya tidak tepat saat melambaikan tongkat. Sekalinya kena, maka lemparan tidak jauh, kurang power Ras! Opps banyak excuses deh. Sesekali Jeremy mendatangi untuk memastikan saya mengerti yang dimaksud. Ternyata saya harusnya berdiri saat memukul bola supaya Captain berhenti. Tambah rumit lagi ketika berpasangan, saya dan Pong masing-masing berkutat menguasai tongkat, rute kita jadi tidak karuan. Ndak terasa 1 jam itu cepat dan saya harus berpisah dengan Captain. Saya belajar untuk turun dengan cukup menundukkan badan ke depan lalu mengayunkan badan ke samping. Kelompok selanjutnya adalah taster dari sekolah lain, dan tidak ada yang memilih Captain, jadi saya antar kembali ke istalnya. Hari itu cukup ramai sehingga Hannah sendiri tidak sempat bermain. Padahal saya ingin lihat permainan polo yang sesungguhnya live.

 

Seru, lebih seru daripada taster Ice Skating rabu lalu. Sedikit ulasan, saya membayar 4 GBP untuk sewa sepatu skate dan 1.5 untuk lessonnya. Cukup berat materi dasar gliding untuk skating. Saya cukup mampu menjaga keseimbangan dan meluncur tanpa ritme karena saya pernah punya sepatu roda, namun payah ketika diminta meluncur dengan indah :P. Tapi... tetap pengalaman yang berkesan karena saya meluncur di National Ice Centre Capital FM Arena yang merupakan stadion pertandingan Ice Hokey. Nampak foto-foto atlit Ice Skate seperti Torvill dan Dean asal Nottingham yang juara olimpiade tahun 80an. Mereka terkenal dengan video gerakan Bolero yang indah.

 

Dare to be different.

Masih haus akan taster berikutnya : Tech Theatre

bottom of page