top of page

Menyusuri Laskar Pelangi

Sheffield - Edensor - Chatsworth - Bakewell

​

Saya ke sini dua kali.

Pertama mengunjungi Edensor-Chatsworth, kedua mengunjungi Bakewell-Chatsworth(masuk).

Untuk transportasi umum, pertama saya pakai bus ke Sheffield, kedua pakai kereta.

Setelah sampai Sheffield, sama yaitu naik bus 218 dengan pemberhentian berturut adalah Edensor, Chatsworth, Bakewell. Beli one day ticket seharga 5 gbp/orang atau 12.5 gbp untuk 3 students (sumber: http://www.tmtravel.co.uk/tickets/).

Jangan lupa di tiket bus ada diskon untuk beli tiket masuk Chatsworth. Waktu itu saya lupa pakai, kalau sudah terlanjur beli tidak bisa digunakan diskonnya, jadi baiknya beli on the spot. Tiket Chatsworth ada dua tipe utama, taman dan rumah. Waktu itu saya membayar 12 gbp untuk taman dimana usia 3 ke bawah masih gratis. Tidak ada tiket untuk masuk rumah saja, jadi alternatfnya adalah mengambil tiket house+garden seharga 20 gbp (sumber: https://www.chatsworth.org).

​

Kali kedua ke sana bersama ibu dan Ara akhir tahun 2015, kami singgah di Bakewell terlebih dahulu. Bakewell adalah kota kecil dimana kita wajib mencoba Bakewell pudding. Kami jalan mengelilingi kota sampai ke sungai dimana banyak angsa dan terdapat jembatan gembok cinta. Banyak sekali yang pasang gembok di sana seperti di beberapa tempat wisata negara lain. Disitu kami duduk-duduk sambil makan roti karena susananya yang cantik dengan air terjun kecil di ujung sungai.

Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke Chatsworth. Sebetulnya rumah sedang dihias dengan pernik natal tema The Nutcracker yang menarik untuk anak. Namun karena waktu yang singkat, kami memutuskan untuk ambil tiket taman saja dengan mengendarai mobil golf. Ada jadwal untuk trip ini dengan segera mengambil kartu slot yang tersedia di dekat pintu masuk dimana kita perlu membayar 3 gbp/orang sebelum berangkat. Kami dipandu oleh seorang lady yang sangat ramah menceritakan sudut area  pekarangan yang lumayan besar. Kalau jalan kaki bisa capek dan lama. Ada beberapa spot yang menarik untuk berfoto (maze, air mancur) dan kita bisa rekues untuk turun sejenak mengambil gambar. Sang pemandu dengan senang hati mengambilkan gambar menggunakan kamera kita. Dia menceritakan bahwa taman ini pernah dipakai untuk pesta ratu di waktu lampau. Wah saya teringat kebun raya bogor yang juga pernah dipakai perta ulang tahun ratu dari salah satu negara Eropa.

 

Kali pertama, saya ke sana menemani Puput di tengah tahun 2015 karena Santi sudah mengunjungi Chatsworth Christmast market 2014. Kami perlu memperhatikan jalan agar berhenti di satu stop sebelum Chatsworth (Edensor, baca: ensa). Sepertinya yang berhenti di sini hanya orang Indonesia :) Masuk melewati gerbang pejalan kaki dengan mencari pintu kecil karena pintu besar untuk mobil jalannya berongga besar sehingga tricky untuk dilewati. Edensor adalah desa kecil dengan rumah-rumah khas Inggris yang cantik. Terdapat gereja dengan makam besar setelah melewati gerbang dan teashop di depannya untuk rehat sejenak menghangatkan badan. Ternyata orang-orang yang tinggal di Edensor adalah pegawai yang merawat rumah Chatsworth. Saat itu kami sholat di bawah pohon besar depan gereja sambil berteduh dari hujan. Dari Edensor, kami keluar gerbang dan mengikuti jalan setapak menuju rumah Chatsworth. Ini pemandangannya bagus banget saat mulai nampak rumah megah dari kejauhan, semakin dekat dan semakin jelas. Karena memutuskan hanya foto dari luar rumah saja, kami masuk ke area Chatsworth cafe dan souvenir shop. Sebetulnya di dalam rumah juga terdapat souvenir shop. Di sini saya membeli kartu pos A5 bergambarkan cerita karya Jane Austen dengan latar rumah Chatsworth yaitu Pride and Prejudice. Kamu juga bisa temukan kartu pos serupa di beberapa tempat wisata di UK, seperti cerita Bronte's sister, Alice in Wonderland, dll. Di gerbang area ini terdapat dinding bertuliskan silsilah pemilik rumah. Saya berdiri termangu membaca nama-nama yang tertera di sana berusaha memanggil memori tentang buku-buku sejarah Inggris yang saya baca. Cerita sedikit tentang belajar sejarah, ternyata untuk menjadi permanent resident UK ada tes sejarah juga lho. Seorang teman yang menikah dengan orang warna negara UK menunjukkan buku kisi-kisi bahan belajar tesnya ke saya, lalu saya berkomentar kalau saya lebih menikmati membaca buku ini daripada buku-buku sejarah Inggris versi lain.

​

Sudah siap mengikuti jejak Laskar Pelangi?

​

bottom of page