top of page

Hall vs House

 

Memilih rumah itu seperti memilih jodoh, harus klop di alam bawah sadar. Sebetulnya bervariasi pilihan untuk saya yang domisili school di Jubilee Campus. Tidak perlu cari yang 1 area, area lainpun asal dekat dengan bus stop yang bisa 1 kali bis ke Jubilee sudah nyaman. Jadi tinggal di dekat University Park juga bisa dengan naik Hopper Bus gratis. Mungkin karena S2 dulu sudah 2 tahun tinggal di Dormitory, untuk suasana baru saya ingin tinggal di rumah. Hall di sini nyaman lho, saya sempat tinggal 1 minggu di Derby Hall untuk Welcomme Programme. Tinggal di 1 kamar yang menurut saya itu besar, sharing kamar mandi hanya dengan 1 orang, sharing kitchen dengan 5 orang (Nott 1) atau sharing common room untuk 10 orang (Melton), namun kok ya masih kurang mantep. Kalau dulu di Taipei saya 1 kamar ber6 orang, sharing 1 kamar mandi, dapur mini untuk 1 gedung, tiap orang dapat 1 meja tingkat untuk bagian atas dibuat tidur, kalau di Indonesia hanya tersedia di bagian anak ini, hehe. Walau begitu, saya sangat betah. Setelah ditelisik ke relung hati paling dalam, ternyata saya itu butuh teman. Tidak hanya itu, saya juga tidak suka ruang sempit seperti lorong. Ketularan salah satu fear dari Four, Divergent (diperankan Theo James yang juga lulusan University of Nottingham). Sedikit cerita, tokoh ini ambil studi Filosofi yang mendorong saya mencoba seat in di kelas malam bernama Tradition of Critique. Sebetulnya itu diperlukan oleh kandidat PhD untuk memahami mengapa kita mendapat gelas Philosopher. Sayangnya, I am a day person. Kalau di atas jam 6 PM udah apa aja yang didengar masuk telinga kanan, keluar telinga kiri.

 

Tahun 1

 

Kembali ke cerita rumah. Nah, setelah memutuskan untuk mengambil housing dan supaya murah pilih shared house agar bisa sharing dengan beberapa orang, maka hunting dimulai. Alhamdulillah biasanya jodoh itu ada petunjuknya. Saya dikenalkan Cak Shon (cek blog paling terkenal seantero PPI Nottingham : cakshon.com) ke Rikha. Rikha dan housemate nya Girindra lulus di Sept 2014 sehingga setelah beberapa kali kontak email, lihat foto rumah, tanya kondisi rumah dan neighborhood, komunikasi dengan landlord, diputuskan untuk deal kontrak 11 bulan (Sept14-Juli15). Banyak bersyukur, datang sudah ada Puput, disambut Mr Kelvin dan istrinya Teri, pelengkapan dan peralatan rumah lengkap terutama dapur (bisa eksperimen macem-macem nih ^^), kulkasnya heboh besar, dapat lungsuran duvet, bantal, sepatu boots, rice cooker dan printer dari orang Indonesia penghuni sebelumnya, biaya sewa 325 GBP/ bulan sudah termasuk internet dan tv channel. Di UK, tv license dikenai biaya 145 pounds / tahun, kemudian 15-80 pounds / bulan (contoh : Virgin Media) untuk langganan internet dan tv. Bahkan saya dan Puput senang ada sepeda, namun sore ini (5 Okt) kami menyadari sepeda yang digembok di halaman belakang sudah tidak ada, wadalah! Hiks, sedih, mungkin kita diingatkan untuk lebih berhati-hati. Setelahnya, kita nonton Superman tahun 90an sambil membahas skenario pengamanan rumah. Saat ini rumah sudah lengkap ber4 ditambah Becky dari Inggris dan Santi. Jadi kita tiga orang Indonesia paling heboh kalau pulang dari Car Boot. Untuk bills utama yaitu Electricity, Gas, Water kita patungan berempat rata-rata 35 GBP / bulan dimana kita proporsikan Gas paling besar terkait Heater di musim dingin, Water sebulan 28 GBP, Electricity 10 GBP seminggu. Kita gantian top up ke Sainsburry's dengan membawa stick seperti usb, lalu melaporkannya di blackboard rumah. Setiap Rabu adalah Bin's day dimana kita seharusnya pisahkan sampah ke dua warna (hijau : household waste, abu : recycle waste), namun kami tidak melakukannya (jangan ditiru karena bila ada problem maka sampah tidak akan diambil oleh petugas). Shower dan toilet dipisah, yang saya cocok karena tidak perlu antri ke satu tempat hanya untuk beser yang sering banget saat winter dan agar kamar mandi tidak ada polusi (u know what I mean :)).

 

Sewa kamar di rumah  ini memang lebih mahal dibanding di Dunkirk/Beeston yang kisaran 200an atau di Hyson Green yang bisa 100an, tapi saya pribadi memprioritaskan lokasi ke tempat kerja agar dapat ditempuh dengan jalan kaki. Walaupun bus nyaman tapi term time sering penuh dan menunggu itu tidak enak apalagi saat winter. Prioritas kedua adalah landlord, Kelvin sangat baik dan responsif. TV dan mesin cuci rusak langsung diganti yg baru besoknya. TV ini hiburan banget saat kita ngumpul dinner sambil duduk enak di sofa. Sangking nyamannya common room, pernah saya pakai beberapa hari untuk ngelembur tugas, tentunya sudah ijin yang lain. Lalu saya hampir tidak perlu beli apapun untuk perlengkapan rumah (alat makan, alat dapur, alat&bahan cleaning, microwave, troli belanja, vacuum, jemuran baju,toaster, juicer, all in). Kamar saya bukan yang paling besar namun view jendela ke taman Radford Recreation Ground di belakang, jadi saat pergantian musim bagus banget. Ada halaman belakang untuk bbq di musim panas. So its worth the cost.

​

Kalau menurut persebaran postgraduate di kampus Jubilee, kebanyakan tinggal di Melton Hall (itu tingggal loncat ke gedung sebelah), Nottingham 1 (dulu namanya Opal) yang off campus pas di sampingnya, juga Dunkirk dan Beeston (2 terakhir ini perlu naik bis). Berjalan kaki dari rumah saya di Lenton Boulevard ke kampus ditempuh 15 menit kecepatan sedang. Letaknya strategis di antara kampus dan City centre, tempat makan dan supermarket halal di Hayson Green, ada Castle retail park yang murah dan bervariasi (Aldi, B&M, Poundland, Dunelm (2017 diganti The Range)), persis di seberang Public Library (Radford-Lenton), persis di samping Mogul Express dan Tesco Express untuk beli daging halal juga post office, dekat stopan bus karena di antara dua main road (Derby dan Ilkeston), dekat  bioskop (Savoy Cinema), dan dekat John Carrol Leisure Centre yang menyediakan Ladies Only Swimming Time. Bahkan tahun 2016 di depan rumah persis ada Nisa supermarket, Costa, dan Amazon collect point. Di sini coba saja trial gratis Amazon Prime student 6 bulan, itu berguna untuk beli buku.

 

Semoga kami bisa memberi warna cerah pelangi di rumah ini.

 

Tahun 2

 

Karena akan membawa keluarga (suami dan anak tercinta), saya mulai hunting rumah murah sejak April 2015. Rata-rata harga sewa satu rumah dua-tiga kamar di Nottingham per bulan adalah 500-600 GBP. Jadi menurut saya lebih hemat ngumpulkan teman yang cocok lalu sewa satu rumah bersama. Ukuran antar kamar di satu rumah yang punya lebih dari dua kamar biasanya berbeda, sehingga sharing tarif sewa bisa disesuaikan. Dari tanya sana sini, didapatkan kontak landlord bernama Simon yang sangat terkenal di kalangan mahasiswa Indonesia S3 dan mahasiswa Malaysia. Seluruh rumahnya dia sewakan dengan harga sama yaitu 350 GBP/bulan. Rata-rata rumahnya untuk keluarga kecil dengan dua kamar berlokasi di Radford dan Hyson Green. Setelah kontak yang pertama, saya menunggu kabar rumah kandidat yang akan available Agustus 2015. Simon dan adiknya James datang dan menginfokan bahwa ada tiga rumah yang akan kosong (padahal biasanya sangat langka ada yang available karena rumah Simon banyak peminat). Dengan mempertimbangkan lokasi saya pilih yang paling dekat dengan kampus. Nyatanya tidak jauh dari rumah di Lenton Boulevard, rumah tahun kedua saya di Lonsdale Road Radford, pas sebelah Aldi, groceries murah. Saat viewing saya sudah merasa cocok, jadilah rumah biru ini jadi tempat pelepas lelah. Saat saya tanya kenapa warnanya biru tua, tidak seperti kebanyakan rumah di Inggris yang khas batu bata merah, ternyata landlord saya suka dengan Royal Blue. Kamarnya lebih luas dibanding kamar saya di tahun pertama, keduanya double bed, ada halaman lebar di belakang, bisa untuk jemur pakaian, dapurnya mini namun saya rasa sudah cukup. Kamar mandinya jadi satu dengan toilet dengan shower dan bath up. Lokasi kamar tidur di atas, sedangkan kamar mandi di bawah sehingga perlu bolak-balik di malam hari untuk pipis. Beda dengan sebelumnya dimana kamar saya pas sebelah toilet jadi gampang, ga pakai ditahan, hehe. Sampah harus diletakkan di belakang rumah dimana untuk mengeluarkan saat collection day lewat halaman belakang dengan melewati beberapa pekarangan tetanga dan memutar cukup jauh. Karena sungkan masuk halaman tetangga, saya selalu keluarkan lewat dalam rumah. Daerahnya aman, dekat dengan sekolah mengaji anak, asrama mahasiswa, dan pub, tapi bukan pub yang hingar bingar, isinya kebanyakan orang tua dan mereka sangat ramah. Selain itu yang terpenting adalah dekat dengan nursery dan sekolah anak yang setiap hari saya lewati karena sejalan dengan arah kampus. Bills sebulan (air,listrik,gas,internet) habis 100 GBP, karena itu saat tinggal sendiri saya hemat dengan tinggal lebih lama di kampus, pulang hanya untuk tidur dan mandi. Bila bisa saya sewakan satu kamar lain maka akan sangat menekan pengeluaran, jadi dari 450 itu 200 untuk tarif sewa satu kamar, saya sendiri bayar 250 sisanya.

 

Awal pindahan cukup miskin perkakas rumah, namun puji syukur banyak teman yang membantu dan carboot yang lengkap sehingga seluruh kebutuhan mulai vacuum cleaner, microwave, toaster, setrika, dll menjadi terpenuhi. Malah sekarang berlebihan karena peninggalan beberapa teman yang ikut tinggal sementara di rumah sambil menunggu thesis submission period dan graduation. Yang paling mencolok adalah jumlah sandal jepit yang terjajar, haha jadi kenang-kenangan dari housemates tersayang, Puput, Santi, Retty, dan Yemima.

​

Gallery 1: Penampakan sisi luar akomodasi di beberapa area

Gallery 2: Rumah Tahun 1

Gallery 3: Rumah Tahun 2-4

 

bottom of page